Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja Al-Haj, Sultan Palembang Darussalam


Laman rasmi SMB III www.sultanpalembang.com



Thursday 25 September 2014

PLTSa Sukawinatan, Pertama di Indonesia


PALEMBANG – Desember tahun ini juga, Kota Palembang akan mempunyai pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Saat ini, pembangkit dengan sumber energi terbarukan tersebut dalam proses pembangunan. Lokasinya di tempat pembuangan akhir (TPA) Sukawinatan.
    Direktur Bio Energi Kementerian ESDM, Ibnu Syahrudin mengatakan, pembangunan PLTSa di Palembang ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Palembang yang mencapai 5-6 persen. Sedang pertumbuhan penduduk 1-2 persen. “Perlu sumber baru untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Palembang yang terus bertambah. Salah satunya dengan pembangunan PLTSa ini,” ungkapnya dalam rapat koordinasi (rakor) Kementerian ESDM dengan Pemkot Palembang di kantor Wali Kota Palembang, kemarin.

    Kementerian ESDM sendiri menargetkan pertumbuhan energi baru terbarukan pada 2025 menyentuh angka 23 persen. Karena itu, selain meningkatkan investasi, juga perlu memperbanyak proyek pembangkit dengan sumber energi tenaga air, surya, bio masa, dan lainnya. “PLTSa di Palembang ini menjadi yang pertama di Indonesia, contoh bagi daerah lain,” tutur Ibnu.

    Pembangunan PLTSa ini bersumber dari dana APBN tahun anggaran 2014 melalui anggaran Ditjen EBTKE Kementerian ESDM. Nominalnya mencapai Rp20 miliar. “Pembangunan PLTSa ini selain menghasilkan energi baru terbarukan, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan hidup akibat tumpukan sampai,” imbuhnya.
Trio Chadis, direktur PT Pasadena Engineering Indonesia, kontraktor pembangunan PLTSa Sukawinatan menambahkan, saat ini pihaknya hampir menyelesaikan pembuatan desain PLTSa.

Berbagai persiapan telah dilakukan. Material untuk membangun PLTSa sudah ada di lokasi dan sebagian sudah dipakai. Gas engine telah dipesan dari Spanyol dan segera dikirim sesuai waktu yang disepakati. Kata Trio, ada tiga mesin bor untuk membuat sumur dengan kedalaman minimal 12 meter di TPA Sukawinatan.

“Kami juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Untuk tenaga teknis menggunakan orang-orang yang ahli di bidangnya. Masyarakat bisa membantu apa yang dapat mereka kerjakan untuk mempercepat pembangunan PLTSa ini,” ujarnya.
Menurut Trio, sampah sebenarnya harus dikelola sejak awal. Usia sampah akan memengaruhi gas yang dihasilkan. Untuk PLTSa ini, akan digunakan terlebih dahulu sampah yang berusia di atas tiga tahun.

TPA Sukawinatan mempunyai kapasitas sampah 500-600 ton per hari. Tumpukan sampah dibagi dalam beberapa zona. Untuk sementara, kontraktor PLTSa akan bekerja di zona K, D dan C.
Dipilih tumpukan sampah yang ketinggian minimumnya 12 meter.  “Pembangunan PLTSa ini harus selesai akhir Desember tahun ini juga sesuai kesepakatan yang ada. Saat ini, kami mulai mengebor dan memasang pipa,” tutur Trio.

Ditambahkan Kepala Dinas Kebersihan Kota (DKK) Kota Palembang, Agung Noegroho, TPA Sukawinatan mendapatkan pasokan 600 ton sampah per hari. Sementara syarat untuk operasional PLTSa ini minimal ada 300 ton sampah per hari. “Dengan begitu, syarat tersebut terpenuhi,” imbuhnya.

Nantinya,  ada 11 zona sampah yang akan dimanfaatkan untuk mendukung keberadaan PLTSa ini. Sementara, baru tiga zona yang dikerjakan. Wakil Wali Kota Palembang, H Harnojoyo mengakui, selama ini pemanfaatan sampah di Palembang belum maksimal.
 “Padahal bisa dijadikan energi listrik dan mengurangi pencemaran. Dengan adanya pembangunan PLTSa ini, pengelolaan sampah di Palembang akan ramah lingkungan dengan menghasilkan listrik,” jelasnya.

PLTSa yang dibangun dengan dana APBN ini berkapasitas 500 ribu watt per jam. Listrik yang dihasilkan akan dijual kepada PLN. “Pengoperasionalan PLTSa ini dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) Pemkot Palembang,“ tukas Harnojoyo.