Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja Al-Haj, Sultan Palembang Darussalam


Laman rasmi SMB III www.sultanpalembang.com



Monday 3 November 2014

Giliran Pembangkit Terganggu Asap


PALEMBANG - Manajemen PT PLN (Persero) Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) sepertinya tak mau sepenuhnya disalahkan dengan pemadaman listrik (blackout) yang menuai protes masyarakat belakangan. Setelah menyatakan kerusakan di beberapa pembangkit, kemarin General Manager (GM) Paranai Sahusfan menegaskan kalau blackout di Sumsel dan sebagian Lampung ada kaitan dengan pekatnya kabut asap belakangan.

  Lho, mengapa asap? Paranai yang GM Wilayah S2JB menjelaskan kabut asap mengandung polutan sehingga merusak sistem kerja mesin di PLTU Borang lantaran tak bisa disaring dengan baik. “Karena asap, terjadi batuk-batuk (hambatan) pada kinerja mesin yang sensitif. Sekitar pukul 05.00 WIB, kami matikan mesin selama kabut berlangsung. Karenanya, terjadi padam listrik di Sumsel dan sebagian Lampung selama empat jam,” ujarnya di sela-sela meninjau lokasi PLTGU Borang (PT Asrigita Prasarana) di Banyuasin I, kemarin (3/11).

Tak hanya PLTU Borang. Menurut Paranai, PLTU Keramasan dan PLTU Bukit Asam juga mengalami penurunan performa akibat pekatnya kabut asap. Sebab, mesin di PLTU tersebut menggunakan aero derivatif yang biasa dipakai pesawat. “Udara tidak bersih, jadi tidak bisa melakukan pendinginan dengan sempurna. Kami lakukan shut down sampai udara kembali normal,” cetusnya.

Selain kabut asap, pukul 12.00 WIB kemarin terjadi gangguan jaringan pada sutet di tower 27 km dari Bukit Asam menuju Lahat akibat adanya tanam pohon. “Kondisi pemadaman ini masih akan terus terjadi selama asap masih menyelimuti Sumsel. Bukan lagi bermasalah dengan pasokan gasnya, tapi lebih kepada polutan udara yang mempengaruhi kinerja mesin.”

  Lanjutnya, PLTG Borang yang tidak beroperasi sejak 13 Oktober akibat tidak adanya pasokan gas, kini sudah normal. Apalagi, ada tambahan gas dadakan dari PT MEdco Energy sebesar 18 mmscfd. “Setelah masuk pasokan gas itu, kondisi tegangan listrik di Sumsel per pukul 15.54 WIB (Minggu, red) sudah normal. Tapi itu tadi, masalah muncul pada transmisi yang terganggu akibat tanam tumbuh yang buat padam setelah jam tersebut. Juga karena pekatnya kabut asap.”

Dikatakan, PT Pertamina juga akan mensuplai gas sebesar 22 mmscfd beberapa waktu ke depan. Lalu, pada 1 Desember juga ada pasokan gas dari Lematang dengan masa perjanjian hingga 2017 mendatang dan akan mengalir ke Borang, Keramasan, dan Inderalaya.

  Soal habisnya gas per 13 Oktober lalu, kata Paranai, itu karena pasokan gas tidak sesuai jadwal. Stok gas harusnya habis 30 November. “Tapi, belum sampai November sudah habis. Itu karena beban yang sangat besar. Banyak kegiatan dan event di Sumsel serta  tinggi pertumbuhan hotel dan mal baru.

Terkait candaan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang akan menggantung dirinya apabila listrik kembali pada terhitung sejak Minggu (2/11), Paranai sangat mengapresiasi keseriusan Gubernur. “Candaan itu bagi saya menunjukkan Gubernur serius dalam mengatasi masalah ini. Saya pun terpicu untuk tidak mengecewakan beliau,” tandasnya.

Dalam peninjauan tersebut, hadir Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Wilayah Sumatera Daniel Bangun, GM Pembangkitan Sumsel Rully Firmansyah, GM Penyaluran dan Pengaturan Beban Sumatera Eko Yudho,  GM Proyek Jaringan UIP III Syuaib, dan Dirjen Tenaga Kelistrikan ESDM Arief. Ada juga anggota Komite II DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba, asal Sumsel Asmawati, dan asal Jatim Achmad Nawardi.

Eko Yudho menambahkan, per 1 November pukul 19.00 WIB kondisi sistem saluran tenaga listrik Sumatera Bagian Selatan (SBS) KIT total 1.239 MW. Masing-masing, Sumsel sebesar 826,2 MW, lalu beban SBS total 1.465,3 mw dengan Sumsel 642,4 mw.

Ada defisit SBS total 321,32 mw dengan Sumsel tercatat 38,22 mw. Kondisi itu, terus menurun dari angka tersebut hingga pukul 22.00 WIB. “Ada masalah blackout pada malam itu akibat dari tanam tumbuh. Saat ini kondisi Sumsel memang ada beberapa pembangkit yang listriknya belum bisa masuk jaringan, namun masih bertahap,” ungkap GM Penyaluran dan Pengaturan Beban Sumatera itu.

  Ia menuturkan pihaknya melakukan mitigasi perbaikan seperti mempercepat penyelesaian perbaikan gangguan PLTGU AGP Borang dari rencana dua bulan (31/12) jadi satu bulan (31/11). Kemudian ada juga mitigasi lanjutan seperti, percepatan perbaikan gangguan jaringan Lahat-Bukit Asam, percepatan pembangunan pembangkit dan transmisi dengan dukungan pemerintah terkait pembebasan lahan.

Ada juga tambahan supply pembangkitan untuk Sumsel sebesar 170 mw, kerja sama pemerintah untuk lakukan pendekatan sosial ke masyarakat di sekitar transmisi untuk lakukan pemotongan pohon yang berpotensi sebabkan gangguan. “Nanti ke depan kami akan mendapat tenaga listrik dari Keban Agung, Keramasan dan Banjarsari dengan total 450 mw,” urainya.

GM Pembangkitan Sumsel Rully Firmansyah menimpali, Sumsel memang lumbung energi karena begitu banyak pasokan gas, namun pada Agustus ada kendala kehabisan gas IPP di PLTGU Gunung Megang. Akibatnya, Sumsel sempat kehilangan tegangan 110 mw mengakibatkan Sumsel dan sebagian Lampung mengalami status pas-pasan penggunaan tegangan listrik.

“Kondisi kebutuhan pasokan listrik Sumsel sampai saat ini aman, namun pas-pasan. Kita tidak bisa mengirim pasokan listrik ke tetangga karena hanya cukup untuk Sumsel. Apalagi adanya gangguan transmisi Tarahan I dan II sehingga menjadikan pengiriman pasokan gas di beberapa kawasan Lampung,” ungkapnya.
Vice President PT Asrigita Prasarana, Tan Zhen Zhong, mengatakan, untuk perbaikan PLTGU Borang dibutuhkan waktu paling cepat Januari mendatang. Karenanya saat ini pihaknya tengah meminta dan memesan spare part mesin-mesin operasional dari Prancis.

“Spare part ini akan datang ke Indonesia pada 28 Desember mendatang. Karena kapasitasnya besar dan harus melalui Singapura baru tiba ke Indonesia. Kami berjanji akan mempercepat perbaikan PLTGU Borang yang diakibatkan karena masalah kelistrikan, mesin rusak, turbin rusak dan kekurangan gas,” ungkapnya.
Namun, kata dia, jika memang semuanya lancar dan tidak ada halangan maka diusahakan bisa dilakukan start up pada 15 Desember di PLTGU Borang. “Tapi saya tidak mengkonfirmasi kapan bisa secepatnya beroperasi (PLTGU Borang) lagi,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Robert Heri mempertanyakan suplai listrik yang tersendat. Padahal, sumber daya alam (SDA) di Sumsel berlimpah dan mampu dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Ia menyebut pihaknya siap menyediakan energi batu bara hingga menghasilkan 5.000 mw bila PLN membutuhkan. “Kenyataan ini sungguh ironi, padahal kita adalah daerah kaya. Jika mampu menyediakan pembangkit khusus batu bara, maka saya bersedia menyediakan 5.000 mw dari persediaan batu bara,” ujarnya.

Parlindungan mengatakan, pihaknya akan membawa hasil kunjungan kemarin ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dievaluasi dan membuat kebijakan baru terkait energi kelistrikan di Sumsel. “Kita akan melakukan audit neraca energi. Kok bisa Sumsel mengalami defisit dan PLN tak bisa memastikan berapa cadangan listrik untuk melayani masyarakat. Hasil ini akan kita bahas bersama pemerintah,” tandas anggota DPD RI asal Sumut itu.