
Koordinator
aksi (korak), Juliansyah menegaskan, mereka semua tidak lagi memiliki cukup
kesabaran menunggu gaji dibayarkan. Mereka menilai, PT SP2J dan Pemkot
Palembang terus memberikan harapan dan janji palsu kepada ratusan karyawan.
“Sudah tiga
bulan (Juni-September) kami belum menerima gaji. Sementara itu kami terus
bekerja. Jika tidak, gaji kami diancam dipotong Rp300 ribu per hari oleh SP2J. Kami di sini butuh
gaji karena anak istri harus diberi makan. Kendaraan untuk berangkat kerja juga
perlu minyak,” cetusnya.
Tak hanya
gaji, Juliansyah dan ratusan karyawan lain juga menuntut adanya perbaikan 100
bus Transmusi yang rusak. Katanya, kerusakan bus menjadi penghambat mereka
untuk bekerja maksimal memberikan pemasukan bagi PT SP2J, induk usaha Transmusi.
Para
karyawan juga mempertanyakan selisih gaji mereka yang kekurangan bayar.
Dijelaskan Juliansyah, dalam BPJS Ketenagakerjaan, gaji mereka tertulis Rp1,63
juta per 13 Maret 2013. “Tapi, gaji pokok yang kami terima, baik driver maupun
pramugara, hanya Rp1,52 juta. Ke mana Rp130 ribunya. Kekurangan ini sudah satu
tahun lebih,” bebernya.
Itu
artinya, untuk 300 karyawan, dengan kekurangan Rp130 ribu per bulan selama
kurang lebih 1,5 tahun (Maret 2013-September 2014), ada pemotongan mencapai
Rp421.200.000. Ke manakah selisih gaji karyawan Transmusi tersebut?
Ditambahkan
Juliansyah, mereka akan tetap mogok kerja selama gaji belum dibayarkan. “Kami
sudah mogok kerja pada Jumat lalu. Sampai upah kami dibayar, kami akan tetap
seperti ini (mogok kerja). Kami akan bawa persoalan ini ke Pemprov dan Jakarta.
Kami minta kepada Pemkot tidak lempar batu sembunyi tangan,” ujarnya.
Aksi
tersebut disambut Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemkot Palembang, Soedirman Tegoeh. “Bulan ini akan ada titik
terang. Ini sudah lama dibahas. Pertengahan Oktober, kami upayakan secepatnya
selesai,” janjinya.
Katanya,
apa pun masalah yang ada di tubuh Transmusi, diharapkan bisa diselesaikan
secara baik. “Kita kan sama-sama tahu bagaimana kondisi Transmusi sekarang.
Tapi, tetap butuh proses untuk menyelesaikannya,” imbuhnya.
Kepala
BPKAD Palembang, Zulfan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan
berbagai pihak terkait, terutama PT SP2J, baik tentang gaji, upah maupun biaya
perbaikan bus. “Kami sudah bahas pula masalah itu dengan DPRD Palembang. Untuk
bus saja, kita masih berutang dengan BSB sebesar Rp16 miliar dan pihak ketiga
Rp15 miliar. Jadi, banyak utang yang akan dibayar,” jelasnya.
Untuk gaji,
saat ini BPKAD menunggu persetujuan evaluasi APBD Perubahan (APBD-P) 2014 dari
Gubernur Sumsel. “Kami harapkan minggu ini sudah turun, jadi bersabarlah
sedikit,” imbuhnya kepada para karyawan Transmusi.
Ditegaskannya,
tak ada dana yang ditahan Pemkot Palembang untuk gaji awak Transmusi. Dalam
APBD-P Palembang 2014 itu, telah dialokasikan Rp6 miliar. Asisten III
Pemkot Palembang Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, M Hoyin
menjelaskan, kebutuhan APBD-P untuk membayarkan gaji dan perbaikan bus
Transmusi itu telah disampaikan kepada gubernur. “Tinggal menunggu diteken
gubernur saja. Tahap pertama yakni membayar gaji dan biaya pemeliharaan,”
jelasnya.
Mengenai
selisih gaji, Hoyin menegaskan, akan mempertanyakan kepada SP2J. “Kalau
ditandatangani gubernur hari ini (kemarin), maka kami bisa bayar gaji awak
Transmusi pada Jumat ini juga,” tukasnya.