Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja Al-Haj, Sultan Palembang Darussalam


Laman rasmi SMB III www.sultanpalembang.com



Thursday 30 October 2014

Pesawat Berputar di Udara


PALEMBANG -  Terbatasnya jarak pandang di Bandara Sultan Taha akibat kabut asap membuat pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 130 terpaksa divert (mendarat darurat) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Pesawat rute Jakarta-Jambi tersebut mendarat di Palembang pada pukul 09.16 WIB setelah sebelumnya sempat berputar-putar udara (hold). Saat jarak pandang membaik, pesawat kembali berangkat menuju Jambi pada pukul 10.26 WIB.

"Sepertinya Jambi mengalami kabut asap yang jarak pandangnya rendah sehingga pesawat terpaksa mendarat di SMB II,” ujar Syarifuddin Gultom,  Kadin Operasional PT Angkasa Pura II.

Kondisi tersebut, lanjut dia, memaksa maskapai yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta  mendarat di Palembang yang merupakan alternate aerodrome (bandara alternatif terdekat).  “Kita sebagai alternate aerodrome menyiapkan terminal. Para penumpang menunggu di ruang tunggu keberangkatan,” ungkapnya.

Mengenai aktivitas penerbangan di Bandara SMB II, kata Syarifuddin, baik keberangkatan maupun kedatangan semuanya lancar meskipun kabut asap kembali menyelimuti Kota Palembang. Pasalnya, visibilty (jarak pandang) sekitar pukul 06.00 WIB mencapai 1.300 meter.

“Jadi, pesawat dengan schedule pagi semuanya berangkat sesuai jadwal, begitu juga untuk kedatangan,” tukasnya. Begitu pun dengan kedatangan pesawat, tidak ada yang terlambat. “Siang hari, kabut asap mulai tidak terlihat,” pungkasnya.

Sementara itu, Manager Operasional Garuda Indonesia, Panusunan Harahap mengaku, pesawat Garuda nomor penerbangan GA 130 mengalami divert selama satu jam lantaran kabut asap. Jarak pandang pada saat hendak landing hanya 1.500 meter, sehingga pilot tidak berani mendaratkan pesawat. Ketentuan yang berlaku di Bandara Sultan Taha, jarak pandang harus di atas 2300 meter. “Jambi belum memiliki Intrument Landing System (ILS) seperti di Bandara SMB II, yang bisa mendarat jika visibility 1.000 meter,” katanya.

Akibatnya, sebanyak 86 penumpang harus menunggu di Bandara SMB II. Menurutnya, kejadian inisangat mendadak sehingga para penumpang tidak diberikan Service on the Ground berupa snack sembari menunggu. “Biasanya kami siapkan makanan, jika ada kendala seperti ini, namun kejadian kemarin sangat mendadak. Untungnya, penumpang tidak menunggu terlalu lama,”tutupnya.