Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja Al-Haj, Sultan Palembang Darussalam


Laman rasmi SMB III www.sultanpalembang.com



Monday, 3 November 2014

400 Pejabat Tes Urine


PALEMBANG - Angka penyalahgunaan narkoba di Palembang terbilang sangat tinggi. Dalam sebulan, bisa terjadi 30 kasus. Itu artinya, rata-rata satu kasus tiap hari. Fakta itu diungkap Kasat Narkoba Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede, di sela tes urine pejabat eselon IV Pemkot Palembang, kemarin (3/11).

“Untuk karakter kota dengan penduduk yang sudah padat seperti Palembang, angka tersebut sudah terbilang tinggi,” katanya. Karenanya, penting dilakukan pencegahan. Salah satunya melalui tes urine, seperti yang kemarin dilakukan terhadap PNS Pemkot Palembang.

“Kalau nantinya ada pegawai Pemkot yang ternyata positif menggunakan narkoba, yang bersangkutan akan diberikan sanksi hukum, juga sanksi sosial,” imbuh Maruly. Ditambahkan ketua pelaksana harian Badan Narkotika Kota (BNK) Palembang, Ismail Ishak, tes urine terhadap 400 pejabat eselon IV merupakan langkah pencegahan terhadap peredaran narkoba yang makin merajalela.

Semua masyarakat, termasuk PNS, harus tahu betapa berbahayanya menggunakan narkoba. Kata Ishak, tes urine ini merupakan program tahunan yang menyasar semua kalangan. “Tahun lalu,  kami sudah melakukan tes untuk pegawai eselon II dan III Pemkot. Sekarang giliran eselon IV,” bebernya.

Ke depan, seluruh PNS dan tenaga sukarela maupun honorer akan dites urine. Menurut Ishak, penyalahgunaan narkoba tidak pandang usia, kalangan, dan lainnya. Semua bisa menjadi korban dan pelakunya.

Hasil dari tes urine kemarin akan diketahui dalam beberapa hari ke depan. “Namun, sejauh ini belum ada pegawai Pemkot yang ketahuan menggunakan narkotika,” pungkasnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang, H Harnojoyo, melantik pengurus Gerakan Ibu Anti-Narkoba Kecamatan periode 2014-2018.

Gerakan ini menyasar ke semua kecamatan di wilayah Palembang. Masuknya sosialisasi anti-narkoba memilih kaum ibu dengan garapan bisa mengingatkan keluarga masing-masing agar waspada terhadap peredaran narkoba. “Kita sadar, narkoba bukan hanya permasalahan kota, tapi nasional. Karenanya, harus bersatu untuk memberantasnya,” tegas Harnojoyo.

Tiap kecamatan ada 21 orang pengurus dari gerakan ini. Harnojoyo berharap, setelah pelantikan, para pengurus dan anggota Gerakan Ibu Anti-Narkoba Kecamatan dapat langsung bekerja, melakukan sosialisasi, dan langkah pencegahan yang diperlukan.