PALEMBANG - Terbatasnya jarak pandang di Bandara Sultan
Taha akibat kabut asap membuat pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA
130 terpaksa divert (mendarat darurat) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin
(SMB) II Palembang.
Pesawat rute Jakarta-Jambi
tersebut mendarat di Palembang pada pukul 09.16 WIB setelah sebelumnya sempat
berputar-putar udara (hold). Saat jarak pandang membaik, pesawat kembali
berangkat menuju Jambi pada pukul 10.26 WIB.
"Sepertinya Jambi
mengalami kabut asap yang jarak pandangnya rendah sehingga pesawat terpaksa
mendarat di SMB II,” ujar Syarifuddin Gultom,
Kadin Operasional PT Angkasa Pura II.
Kondisi tersebut, lanjut dia,
memaksa maskapai yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta mendarat di Palembang yang merupakan
alternate aerodrome (bandara alternatif terdekat). “Kita sebagai alternate aerodrome menyiapkan
terminal. Para penumpang menunggu di ruang tunggu keberangkatan,” ungkapnya.
Mengenai aktivitas penerbangan
di Bandara SMB II, kata Syarifuddin, baik keberangkatan maupun kedatangan semuanya
lancar meskipun kabut asap kembali menyelimuti Kota Palembang. Pasalnya,
visibilty (jarak pandang) sekitar pukul 06.00 WIB mencapai 1.300 meter.
“Jadi, pesawat dengan schedule
pagi semuanya berangkat sesuai jadwal, begitu juga untuk kedatangan,” tukasnya.
Begitu pun dengan kedatangan pesawat, tidak ada yang terlambat. “Siang hari,
kabut asap mulai tidak terlihat,” pungkasnya.
Sementara itu, Manager
Operasional Garuda Indonesia, Panusunan Harahap mengaku, pesawat Garuda nomor
penerbangan GA 130 mengalami divert selama satu jam lantaran kabut asap. Jarak
pandang pada saat hendak landing hanya 1.500 meter, sehingga pilot tidak berani
mendaratkan pesawat. Ketentuan yang berlaku di Bandara Sultan Taha, jarak
pandang harus di atas 2300 meter. “Jambi belum memiliki Intrument Landing
System (ILS) seperti di Bandara SMB II, yang bisa mendarat jika visibility
1.000 meter,” katanya.
Akibatnya, sebanyak 86
penumpang harus menunggu di Bandara SMB II. Menurutnya, kejadian inisangat
mendadak sehingga para penumpang tidak diberikan Service on the Ground berupa
snack sembari menunggu. “Biasanya kami siapkan makanan, jika ada kendala
seperti ini, namun kejadian kemarin sangat mendadak. Untungnya, penumpang tidak
menunggu terlalu lama,”tutupnya.