api) di
sejumlah lokasi menunjukkan hasil positif. Jika pada Kamis (24/9) lalu
terpantau sedikitnya 157 hotspot, maka kemarin (25/9) hanya tersisa tiga
hotspot, yakni dua titik di Ogan Komering Ilir (OKI) dan satu di Cengal.
“Memang pada Kamis (24/9) lalu dari
pantauan satelit Terra Aqua mencapai 157 hotspot, tapi dengan berbagai upaya
(pemadaman, red) yang dilakukan dari udara akhirnya titik api bisa dipadamkan
hingga tersisa tiga titik saja. Tapi kami tidak tahu nanti malam apakah
bertambah. Mudah-mudahan terus berkurang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, H Yulizar Dinoto SH.
Nah, kata Yulizar, kemarin water bombing
untuk memadamkan hotspot dilakukan sebanyak 203 kali di wilayah OKI dengan
menumpahkan kurang lebih 800 ribu liter air menggunakan helikopter Bolco dan
MI-8. Hari ini water bombing tetap difokuskan ke wilayah Ogan Komering Ilir
(OKI).
Dua
helikopter diterjunkan untuk memadamkan titik api, meski saat ini posko
pemadaman darat yang siap 24 jam sudah dibangun di daerah tersebut, begitupun
dengan penyuntikan lubang gambut oleh
tim Manggala Akni dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSD) Sumsel terus
dilakukan.
Sementara
itu, Kepala Seksi Operasional dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II
BMKG Sumsel, Agus Santosa, menegaskan, meski jarak pandang pagi kemarin sempat
hanya mencapai 1.000 meter, tapi sejak pukul 17.00 WIB jarak pandang tersebut
kembali normal menjadi 1.700 meter. Sehingga tidak memengaruhi jadwal penerbangan.
Terpisah, Koordinator Lapangan TMC Asap
Regional Sumatera mengatakan, upaya penanggulangan asap dengan hujan buatan
akan disetop besok (27/9). Pasalnya, hari ini (26/9), pesawat Hercules milik
TNI AU dan Tehnik Modifikasi Cuaca (TMC) akan ditarik lantaran akan digunakan
untuk acara HUT TNI AU.
“Pesawat
ini awalnya diambil dari Palangkaraya. Tapi karena mendesak, kita pinjam. Nah,
mereka akan menggunakannya nanti di HUT TNI AU, jadi memang harus kita
kembalikan,” tuturnya. Setelah pesawat itu ditarik, Sumsel akan memanfaatkan
beberapa helikopter lainnya, yakni MI8, Sir Korsky, dan Bolko. Sehingga
pemadaman api difokuskan dengan water bombing melalui udara, juga pemadaman
jalur darat.
Dikatakan, hingga saat ini, Hercules itu
sudah menyemai sebanyak 28 ton garam di atmosfer, hasilnya beberapa daerah
mengalami hujan kecil (gerimis), seperti di OKI. “Memang belum maksimal. Karena
memang pertumbuhan awan agak sulit akibat kondisi kekeringan. Ada awan tapi di
Sumsel bagian utara yakni perbatasan Sumsel-Jambi. Jadi sangat jauh dan sulit
ditarik ke Sumsel karena anginnya yang masih mengarah ke barat laut,” ujarnya.
Karena hari ini adalah hari terakhir
penggunaan Hercules, maka pihaknya akan memaksimalkan penggunaannya. “Sore
besok (sore ini, red) kemungkinan akan dikembalikan. Jadi kami manfaatkan dari
pagi hingga siang,” cetusnya.
Sutrisno mengatakan, pihaknya berharap bisa
mengarahkan awan ke Sumsel bagian Selatan. Sehingga awan bisa disemai dan turun
hujan lalu menyapu asap yang ada di Sumsel. Mengenai kepekatan asap di Sumsel,
ia menjelaskan akibat dari pemadaman beberapa hari lalu.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel
Lukita Rianti mengatakan, hasil pengecekan kualitas udara terbaru, hingga saat
ini ISPU di Sumsel sudah mencapai lebih dari 150 partikel per million (ppm).
Pendek kata, udara Sumsel tidak sehat. “Kami melihat ISPU di Sumsel sudah masuk
di angka lebih dari 150 ppm. Itu berarti udaranya tidak sehat,” kata dia.
Ditambahkan
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nurainy Apt MKes, pihaknya melihat
kondisi asap di Sumsel memang harus diwaspadai. Untuk mengingatkan bahaya dari
asap, Dinkes Provinsi memberikan masker gratis di beberapa lokasi di Sumsel.
“Sudah ada (pembagian masker). Kami lakukan dibeberapa titik. Jumlahnya pun banyak,
ribuan,” kata dia. Pihaknya pun berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Kota
untuk secepatnya melakukan hal serupa.
Sedangkan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang telah menyiapkan 1.500 masker untuk
dibagikan secara gratis kepada para pengendara. Kepala BLH Kota Palembang,
Thabrani, mengatakan, rencana pembagian masker ini akan dilakukan setiap saat
karena melihat kondisi kabut asap yang dinilai sudah membahayakan kesehatan.
“Hasil penelitian, indeks pencemaran udara sudah mencapai angka 150-180 ppm,
ini artinya sudah membahayakan sekali bagi kesehatan,” tukasnya.
Terpisah,
bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sebanyak 400 mahawiswa yang
tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Keperawatan Sumatera Selatan melakukan aksi
damai pengesahan RUU Keperawatan. Aksi itu dilakukan di Bundaran Air Mancur
kemarin pagi (25/9) dan dilanjutkan dengan aksi pembagian bunga dan masker di
simpang RS Charitas Palembang.
Koordinator Aksi Miranti Deadora mengaku
pemberian masker dan bunga kepada pengendara mobil dan motor yang melintas
dengan tujuan agar terlindung dari asap yang sedang melanda Sumsel. "Ini
bentuk kepedulian saja. Agar tidak banyak yang terkena dampak asapnya. Hal ini
karena kabut asap bisa mengakibatkan buruknya kesehatan," imbuhnya.
Kalimantan
Membara
Sementara
itu, upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan belum
membuahkan hasil yang maksimal. Yang ada, titik api terus bermunculan di bumi
Borneo. Ribuan hektare lahan terbakar dan membuat Manggala Agni beserta petugas
gabungan sempat kewalahan untuk memadamkan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) merilis data titik api yang dipantau satelit Modis hingga kemarin sore.
Kondisi terparah terjadi di Kalimantan tengah, yakni 1.041 titik dengan luasan
masing-masing lebih dari enam hektare. Kemudian, di Kalsel terpantau 261 titik,
Kaltim 189, dan Kalbar 40.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas
BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, untuk wilayah Sumatera kemarin belum
sempat terpantau. Sebab, satelit tidak melintasi pulau tersebut. Hanya ada
catatan titik api sejumlah 256 buah pada pukul 07.00 kemarin. Dari jumlah
tersebut, 223 titik di antaranya berada di Sumsel.
"Total luas lahan terbakar di
Kalimantan dilaporkan 11.801 hektare, sedangkan yang berhasil dipadamkan oleh
tim Manggala Agni 4.051 hektare," ujar Sutopo di Jakarta kemarin. Pihaknya
mengerahkan 2.200 personel TNI dan 1.050 personel Polri untuk membantu Manggala
Agni, dan petugas lainnya memadamkan kebakaran di darat.
Sementara, Satgas udara mengerahkan
sembilan helikopter untuk melakukan water bombing di empat provinsi. Yakni,
Kalteng, Sumsel, Kalbar, dan Riau. Selain itu, BNPB memasang ground mist
generator (GMG) di empat bandara untuk mengisap partikel asap. Masing-masing di
bandara Pekanbaru (6 unit), Palembang (6), Pontianak (4), dan Palangkaraya (6).
Pemasangan GMG dilakukan untuk menjaga agar
jarak pandang di keempat bandara itu tetap normal. Sehingga, penerbangan sipil
tetap bisa beroperasi seperti biasa. "Kami juga melakukan modifiaksi cuaca
di Sumsel menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU," lanjut peneliti
senior BPPT itu.
Dia mengingatkan, jika tidak ada tindakan
lebih tegas untuk mencegah pembakaran lahan, maka kebakaran akan terus
berlangsung. Berdasarkan pola titik api tahun 2006-2014, titik api di Sumatera
biasanya muncul selama lima bulan, yakni pada pertengahan Juni hingga Oktober.
Sedangkan, di Kalimantan antara Agustus sampai Oktober. "Artinya, hingga
akhir Oktober nanti titik api masih tetap banyak," tambahnya