Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja Al-Haj, Sultan Palembang Darussalam


Laman rasmi SMB III www.sultanpalembang.com



Monday, 29 September 2014

Pembuatan Hujan Buatan Disetop



PALEMBANG – Upaya penanggulangan kabut asap yang terus dilakukan dengan memadamkan hotspot (titik

api) di sejumlah lokasi menunjukkan hasil positif. Jika pada Kamis (24/9) lalu terpantau sedikitnya 157 hotspot, maka kemarin (25/9) hanya tersisa tiga hotspot, yakni dua titik di Ogan Komering Ilir (OKI) dan satu di Cengal.
     “Memang pada Kamis (24/9) lalu dari pantauan satelit Terra Aqua mencapai 157 hotspot, tapi dengan berbagai upaya (pemadaman, red) yang dilakukan dari udara akhirnya titik api bisa dipadamkan hingga tersisa tiga titik saja. Tapi kami tidak tahu nanti malam apakah bertambah. Mudah-mudahan terus berkurang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, H Yulizar Dinoto SH.
    Nah, kata Yulizar, kemarin water bombing untuk memadamkan hotspot dilakukan sebanyak 203 kali di wilayah OKI dengan menumpahkan kurang lebih 800 ribu liter air menggunakan helikopter Bolco dan MI-8. Hari ini water bombing tetap difokuskan ke wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).
Dua helikopter diterjunkan untuk memadamkan titik api, meski saat ini posko pemadaman darat yang siap 24 jam sudah dibangun di daerah tersebut, begitupun dengan  penyuntikan lubang gambut oleh tim Manggala Akni dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSD) Sumsel terus dilakukan.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasional dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II BMKG Sumsel, Agus Santosa, menegaskan, meski jarak pandang pagi kemarin sempat hanya mencapai 1.000 meter, tapi sejak pukul 17.00 WIB jarak pandang tersebut kembali normal menjadi 1.700 meter. Sehingga tidak memengaruhi jadwal penerbangan.
    Terpisah, Koordinator Lapangan TMC Asap Regional Sumatera mengatakan, upaya penanggulangan asap dengan hujan buatan akan disetop besok (27/9). Pasalnya, hari ini (26/9), pesawat Hercules milik TNI AU dan Tehnik Modifikasi Cuaca (TMC) akan ditarik lantaran akan digunakan untuk acara HUT TNI AU.
“Pesawat ini awalnya diambil dari Palangkaraya. Tapi karena mendesak, kita pinjam. Nah, mereka akan menggunakannya nanti di HUT TNI AU, jadi memang harus kita kembalikan,” tuturnya. Setelah pesawat itu ditarik, Sumsel akan memanfaatkan beberapa helikopter lainnya, yakni MI8, Sir Korsky, dan Bolko. Sehingga pemadaman api difokuskan dengan water bombing melalui udara, juga pemadaman jalur darat.
    Dikatakan, hingga saat ini, Hercules itu sudah menyemai sebanyak 28 ton garam di atmosfer, hasilnya beberapa daerah mengalami hujan kecil (gerimis), seperti di OKI. “Memang belum maksimal. Karena memang pertumbuhan awan agak sulit akibat kondisi kekeringan. Ada awan tapi di Sumsel bagian utara yakni perbatasan Sumsel-Jambi. Jadi sangat jauh dan sulit ditarik ke Sumsel karena anginnya yang masih mengarah ke barat laut,” ujarnya.
    Karena hari ini adalah hari terakhir penggunaan Hercules, maka pihaknya akan memaksimalkan penggunaannya. “Sore besok (sore ini, red) kemungkinan akan dikembalikan. Jadi kami manfaatkan dari pagi hingga siang,” cetusnya.
    Sutrisno mengatakan, pihaknya berharap bisa mengarahkan awan ke Sumsel bagian Selatan. Sehingga awan bisa disemai dan turun hujan lalu menyapu asap yang ada di Sumsel. Mengenai kepekatan asap di Sumsel, ia menjelaskan akibat dari pemadaman beberapa hari lalu.
    Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel Lukita Rianti mengatakan, hasil pengecekan kualitas udara terbaru, hingga saat ini ISPU di Sumsel sudah mencapai lebih dari 150 partikel per million (ppm). Pendek kata, udara Sumsel tidak sehat. “Kami melihat ISPU di Sumsel sudah masuk di angka lebih dari 150 ppm. Itu berarti udaranya tidak sehat,” kata dia.
Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nurainy Apt MKes, pihaknya melihat kondisi asap di Sumsel memang harus diwaspadai. Untuk mengingatkan bahaya dari asap, Dinkes Provinsi memberikan masker gratis di beberapa lokasi di Sumsel. “Sudah ada (pembagian masker). Kami lakukan dibeberapa titik. Jumlahnya pun banyak, ribuan,” kata dia. Pihaknya pun berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Kota untuk secepatnya melakukan hal serupa.
Sedangkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang telah menyiapkan 1.500 masker untuk dibagikan secara gratis kepada para pengendara. Kepala BLH Kota Palembang, Thabrani, mengatakan, rencana pembagian masker ini akan dilakukan setiap saat karena melihat kondisi kabut asap yang dinilai sudah membahayakan kesehatan. “Hasil penelitian, indeks pencemaran udara sudah mencapai angka 150-180 ppm, ini artinya sudah membahayakan sekali bagi kesehatan,” tukasnya.
Terpisah, bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sebanyak 400 mahawiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Keperawatan Sumatera Selatan melakukan aksi damai pengesahan RUU Keperawatan. Aksi itu dilakukan di Bundaran Air Mancur kemarin pagi (25/9) dan dilanjutkan dengan aksi pembagian bunga dan masker di simpang RS Charitas Palembang.
    Koordinator Aksi Miranti Deadora mengaku pemberian masker dan bunga kepada pengendara mobil dan motor yang melintas dengan tujuan agar terlindung dari asap yang sedang melanda Sumsel. "Ini bentuk kepedulian saja. Agar tidak banyak yang terkena dampak asapnya. Hal ini karena kabut asap bisa mengakibatkan buruknya kesehatan," imbuhnya.
Kalimantan Membara
Sementara itu, upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan belum membuahkan hasil yang maksimal. Yang ada, titik api terus bermunculan di bumi Borneo. Ribuan hektare lahan terbakar dan membuat Manggala Agni beserta petugas gabungan sempat kewalahan untuk memadamkan.
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data titik api yang dipantau satelit Modis hingga kemarin sore. Kondisi terparah terjadi di Kalimantan tengah, yakni 1.041 titik dengan luasan masing-masing lebih dari enam hektare. Kemudian, di Kalsel terpantau 261 titik, Kaltim 189, dan Kalbar 40.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, untuk wilayah Sumatera kemarin belum sempat terpantau. Sebab, satelit tidak melintasi pulau tersebut. Hanya ada catatan titik api sejumlah 256 buah pada pukul 07.00 kemarin. Dari jumlah tersebut, 223 titik di antaranya berada di Sumsel.
    "Total luas lahan terbakar di Kalimantan dilaporkan 11.801 hektare, sedangkan yang berhasil dipadamkan oleh tim Manggala Agni 4.051 hektare," ujar Sutopo di Jakarta kemarin. Pihaknya mengerahkan 2.200 personel TNI dan 1.050 personel Polri untuk membantu Manggala Agni, dan petugas lainnya memadamkan kebakaran di darat.
    Sementara, Satgas udara mengerahkan sembilan helikopter untuk melakukan water bombing di empat provinsi. Yakni, Kalteng, Sumsel, Kalbar, dan Riau. Selain itu, BNPB memasang ground mist generator (GMG) di empat bandara untuk mengisap partikel asap. Masing-masing di bandara Pekanbaru (6 unit), Palembang (6), Pontianak (4), dan Palangkaraya (6).
    Pemasangan GMG dilakukan untuk menjaga agar jarak pandang di keempat bandara itu tetap normal. Sehingga, penerbangan sipil tetap bisa beroperasi seperti biasa. "Kami juga melakukan modifiaksi cuaca di Sumsel menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU," lanjut peneliti senior BPPT itu.
    Dia mengingatkan, jika tidak ada tindakan lebih tegas untuk mencegah pembakaran lahan, maka kebakaran akan terus berlangsung. Berdasarkan pola titik api tahun 2006-2014, titik api di Sumatera biasanya muncul selama lima bulan, yakni pada pertengahan Juni hingga Oktober. Sedangkan, di Kalimantan antara Agustus sampai Oktober. "Artinya, hingga akhir Oktober nanti titik api masih tetap banyak," tambahnya