PALEMBANG – Upaya menjadikan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Klas
II A Palembang sebagai sentra industri garmen, dimulai. Kemarin, tim dari
Kementerian Perindustrian RI berkunjung ke sana. Mereka memberikan bantuan pelatihan kepada 15
warga binaan yang masuk seleksi.
“Tak hanya itu, ada juga bantuan 9 mesin jahit, 5 mesin bordir, 1 unit
mesin obras, dan 1 unit mesin kancing yang nantinya digunakan untuk memproduksi
pakaian dalam jumlah besar,” jelas Kepala Lapas Wanita Klas II A Palembang, Dr
Rachmayanthy BSc, kemarin.
Selain dalam rangka Memorandum of Understanding (MoU), kedatangan
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Wilayah I, Reisend Emil Panjaitan,
Direktorat Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian RI, Emir
Panjaitan, dan Direktur Bina Narapidana dan Perawatan Tahanan Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan KemenkumHAM, Drs Imam Suyudi, sekaligus membuka
pelatihan itu.
Pelatihan seperti ini baru pertama kali dikembangkan di Indonesia.
Harapannya, warga binaan dapat belajar menjadi entrepreneur dan mandiri setelah
selesai menjalani masa pidananya. “Setelah pelatihan, akan ada pendampingan
selama tiga bulan agar dari sentra garmen Lapas Wanita ini dapat dihasilkan
pakaian siap pakai,” jelasnya.
Nantinya, 15 warga binaan itu diharap dapat menelurkan ilmu dan
pengetahuannya kepada warga binaan lain. Agar tidak meninggalkan ciri khas
Palembang, pakaian yang diproduksi nantinya akan didesain menggunakan songket.
Tentu saja dengan melibatkan desainer- desainer top Metropolis. “Dengan begitu,
pakaian yang diproduksi akan tetap memberikan sesuatu yang berbeda. Ada ciri
khas Palembang dalam setiap detailnya,” beber Rachmayanthy.