PALEMBANG - Merencanakan,
merancang, dan membuat desain untuk pembangunan Kota “tua” Palembang tidak
mudah. Perlu kajian dan detail desain yang baik supaya penataan kota tetap
terlihat indah, cantik, dan ramah lingkungan.
Kadis Tata Kota Palembang,
Isnaini Madani mengakui, pasti ada kesulitan membuat desain baru untuk bangunan
yang sudah ada maupun yang akan dibangun. “Apalagi, Palembang merupakan kota
tua dengan segala keanekaragamannya. Perlu pemikiran dan kerja ekstra,”
katanya.
Kesulitan itu menjadi
tantangan tersendiri dalam setiap desain baru yang dibuat. Salah satunya,
menjaga keaslian bangunan, termasuk karakteristik masyarakat yang juga keras.
Di sisi lain, desain yang
dibuat harus memperhatikan aturan yang ada. Mulai dari ketinggian bangunan,
aspek go green dan ramah lingkungan, kontur tanah, arah mata angin, mengurangi
penggunaan AC hingga lainnya. Penataan parkir juga bagian yang harus
diperhitungkan dengan jeli, bersamaan dengan penempatan pohon, posisi taman,
roof garden, dan lainnya.
Kata Isnaini, tak jarang
pihaknya berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti Dinas PU Cipta
Karya, PU Bina Marga, dan SKPD lain untuk mendiskusikan rancangan yang akan
dibuat. Belum lagi, desain tetap mengedepankan unsur kearifan lokal meski
berbalut konsep modern.
“Menjadi seorang arsitek itu
artinya harus menguasai beberapa bidang ilmu yang lain. Seperti, ilmu
lingkungan, keamanan bangunan, kenyamanan, tofografi, dan lainnya,” tuturnya.
Seorang arsitek sudah
memikirkan segala dampak dan fungsi dari desain yang ia buat. Hingga saat ini,
ada banyak sekali desain karya jajaran Dinas Tata Kota. “Sebagian sudah
direalisasikan, yang lain sedang dibuat maupun dalam tahap pembuatan fisik
bangunannya (lihat grafis),” tukas Isnaini.